LANGKAH-LANGKAH DAN SOLUSI PENANGANAN PENYAKIT TERNAK BABI DI SUMATERA UTARA

admin
By admin November 26, 2019 14:22

PENDAHULUAN

Wabah Penyakit Ternak Babi yang disebabkan oleh virus ASF (African Swine Fever) telah terjadi pada beberapa negara di dunia :

Negara Wabah dimulai
China 17-Agu-18
Mongolia 9-Jan-19
Vietnam 1-Feb-19
Kamboja 22-Mar-19
Hongkong 2-Mei-19
Korea Utara 23-Mei-19
Laos 2-Jun-19
Filipina 25-Jul-19
Myanmar 1-Agu-19
Timor Leste 9-Sep-19
Korea Selatan 16-Sep-19

 

Penyakit Ternak Babi yang disebabkan oleh virus ASF :

  • Tidak bersifat zoonosis (tidak menular ke manusia), dan hanya menyerang ternak babi
  • Menimbulkan dampak ekonomi dan sosial
  • Tidak ada vaksin dan obat
  • Penyebaran melalui kontak langsung
  • Tingkat kematian 100 %

Berkenaan dengan wabah penyakit tersebut, pada tanggal 30 Agustus 2019, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan – Kementerian Pertanian menerbitkan SURAT EDARAN perihal Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penyakit African Swine Fever (ASF) yang ditujukan ke Dinas Provinsi yang menangani fungsi Kesehatan Hewan.

Selanjutnya Pada Tanggal 18 September 2019, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Prov. Sumatera Utara meneruskan Surat Edaran tersebut yang ditujukan ke Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Kab/Kota di Sumatera Utara.

Adapun data sebaran Populasi Ternak Babi di Sumatera Utara sebanyak 1.229.741 ekor (Data BPS 2018) yang tersebar di 31 Kab/Kota.

Kronologis Kejadian Kasus

Laporan Kejadian :

  •  Tanggal 25 September 2019, Kematian Ternak Babi di Dairi sebanyak 2.408 ekor.
  •  Tanggal 20 Oktober 2019 di Humbahas sebanyak 455 ekor.
  • 4 Oktober 2019 di Tapteng mati 160 ekor
  •  11 Oktober 2019 Kab. Tobasa Samosir mati    1233 ekor
  • 11 Oktober 2019 Taput 67 ekor
  • 21 Oktober 2019 di Kabupaten Karo 1.028 ekor
  • 26 Oktober 2019 Serdang Bedagai 1.099 ekor
  • 28 Oktober 2019 Kabupaten Deli Serdang 3.276 ekor
  • 8 November 2019 Medan 50 ekor
  • 8 November 2019 Simalungun 21 ekor
  • 14 November Tapanuli Selatan 555 ekor
  •  18 November 2019 Phak-Phak Barat 102 ekor
  • 19 November 2019 Tebing Tinggi 17 ekor

Kondisi Saat Ini

Penyakit yang menyerang ternak babi daerah tertular, sampai dengan saat ini telah menyerang 14 kab/kota dengan tingkat kematian sebanyak 10.153 ekor.

RINCIAN KEMATIAN TERNAK BABI BERDASARKAN DATA LAPORAN PETUGAS LAPANGAN, BALAI VETERINER MEDAN DAN ISIKHNAS SAMPAI TANGGAL 20 NOVEMBER 2019

No. Kabupaten/Kota Populasi (ekor) Kecamatan Tertular Desa Tertular Laporan Kematian (ekor)
1 Dairi   110,965 14 67           2,408
2 Humbang Hasundutan      47,663 10 50               455
3 Deli Serdang       57,361 5 6           3,276
4 Medan         7,221 3 3               50
5 Karo      26,449 3 16           1,028
6 Toba Samosir       51,125 8 32            1,233
7 Serdang Bedagai       31,756 2 9           1,099
8 Tapanuli Utara      70,500 5 13               67
9 Tapanuli Tengah       75,505 3 4              160
10 Tapanuli Selatan    800               58
11 Samosir      25,007 5 16              178
12 Simalungun     109,176 1               21
13 Pak Pak Barat        6,803 5 18              103
14 Tebing Tinggi         1,520 1 1               17
Jumlah   621,851 65 235    10,153

 

LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKSANAKAN

  1. Tgl. 18 Sept 2019 Kadis DKPP Provsu membuat surat edaran ttg kewaspadaan penyakit African Swine Fever
  2. Tgl. 25 Sept 2019 Kadis DKPP Provsu membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Provsu
  3. Tgl. 25 Sept 2019 Kadis DKPP Provsu rapat Koordinasi dengan Instansi Teknis Provinsi
  4. Tgl. 26 s/d 27 Sept 2019 tim turun ke Dairi untuk Investigasi dan pengambilan sampel
  5. Tgl. 28 s/d 28 Sept 2019 hal yang sama ke Humbang Hasundutan
  6. Tgl. 1 Okt 2019 rapat koordinasi di Balai Veteriner Medan, ttg langkah penanggulangan penyakit
  7. Tgl. 2 s/d 3 Okt 2019 hal yang sama Medan,Sergai,Binja dan Deli Serdang
  8. Tgl. 4 Okt 2019 Rapat koordinasi tim teknis dengan Dirjen Peternakan
  9. Tgl. 7 s/d 8 Okt 2019 rapat koordinasi, kajian resiko ASF oleh Dirjen Peternakan dan FAO
  10. 16 Okt 2019 Gubernur Sumatera Utara mengeluarkan surat ke Kabupaten/Kota ttg Langkah langkah penanggulangan penyakit babi
  1. 23 s/d 24 Okt 2019 Rapat koordinas di Dairi dan pendistribusian vaksin, Desinfektan, sprayer,alat pelindung diri,masker spatu bot dll
  2. 25 Okt 2019 Rapat koordinasi di Humbang dan pendistribusian vaksin,Desinfektan, sprayer,alat pelindung diri,masker spatu bot dll
  3. 30 Okt 2019 Rapat koordinasi penanggulangan penyakit ternak babi
  4. 10 Nov 2019, Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Tingkat Provinsi (BPBD,DLH, Dinkes dan Sekda)
  5. 11 Nov 2019, Tim URC turun ke lapangan utk penguburan massal bangkai di Danau Siombak Medan
  6. 11 Nov 2019, Rapat Koordinasi dengan Kepala Dinas Peternakan di 33 kab/kota se-Sumatera Utara bersama Balai Veteriner dan Kementan
  7. 12 Nov 2019, Surat Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan kepada Bapak Gubernur ttg Situasi Penyakit Ternak Babi di Prov. Sumatera Utara
  8. 12 s/d 14 Nov 2019, Tim URC Provinsi melaksanakan penguburan massal bangkai ternak babi di Danau Siombak
  9. 13 Nov 2019, Surat Gubernur ke Menteri Pertanian RI tentang Laporan Wabah Penyakit Ternak Babi di Provinsi Sumatera Utara
  10. 16 Nov 2019 Rapat Koordinasi Lintas Sektoral di kantor BPBD Provsu ( BPBD Provsu, Biro Hukum dan Gakkum Kab/Kota, Dinkes Provsu dan kab/Kota, DLH Provsu dan Kab/Kota , Polresta Medan, DKPP Provsu, Satpol PP Provinsi dan Kab/Kota
  11. 16-19 Nov 2019, TIM URC DKPP Provsu turun ke lapangan melakukan rapat koordinasi, melakukan kegiatan KIE kepada masyarakat, menginventarisasi jumlah ternak babi perkecamatan dan jumlah kematian ternak babi

Membentuk tim-tim berupa :

– Tim Koordinasi Tingkat Provinsi

– Tim Posko Provsu

– Tim URC Tingkat Provsu

– Tim URC Tingkat Kab/Kota dan

– Posko Tingkat Kecamatan daerah   tertular dan terancam

  • Tim penegakan hukum dalam penanganan pembuangan bangkai ternak babi
  • Tim pengendalian dampak lingkungan
  • Surat pertimbangan teknis penundaan pengadaan ternak babi.
  • Laporan Kadis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu ke Gubernur Sumatera Utara tentang Penyakit Ternak Babi di Sumatera Utara
  • Surat dari Gubernur ke Menteri untuk menetapkan status wabah penyakit ternak babi dengan indikasi ASF (18 November 2019)
  • Rapat FORKOPIMDA (18 November 2019)

Hasil Uji Laboratorium

  • PENGUJIAN TERHADAP SAMPEL TERNAK BABI YANG DILAKSANAKAN PADA TANGGAL :
  • 22 September 2019 (Kab. Dairi)
  • 26 September 2019 (Kab. Humbang Hasundutan)
  • 28 September 2019 (Kota Medan)

DIPEROLEH HASIL : POSITIF HOG CHOLERA DAN

ADA INDIKASI ASF (1 Oktober 2019)

  • KEMUDIAN DILANJUTKAN KEMBALI UJI LABORATORIUM MENDALAM, TANGGAL 30 OKTOBER 2019 HASIL : POSITIF HOG CHOLERA DAN INDIKASI ASF

Komentar Facebook

admin
By admin November 26, 2019 14:22